"Semakin ngebet kalian, semakin pengen, semakin maksa, semakin ngaku suka, dsbgnya, maka dia semakin menjauh tidak terjangkau. Tapi saat dijalani dengan tulus, tidak berharap banyak, malah lancar sekali urusannya."
-tere liye
Saya suka sekali kutipan yang satu ini, terlebih pada kata-kata "saat dijalani dengan tulus, tidak berharap banyak, malah lancar sekali urusannya".
Menjalani dengan tulus, saya kepikiran ikhlas. Ketika mengerjakan sesuatu dengan ikhlas maka tidak akan terasa sebagai beban, bukan?
Tidak berharap banyak bukan berarti tidak ada harapan. tetap berharap namun kita serahkan kepada Allah akan yang terbaik buat kita. Akan terasa lebih indah dan tidak membuat kecewa. Dan saya yakin, insyaallah urusan tersebut akan dilancarkan oleh Allah.
Btw, ini berlaku untuk semua urusan.^_^
Sebait Kata
12.15.2012
12.12.2012
Do your best
"Saya percaya, kalau belajar menulis hanya demi
menerbitkan buku, laku, kaya, populer, difilmkan, apalagi sibuk
menghitung view, like, komen, maka cepat atau lambat akan berakhir pada
kekecewaan--bahkan meski semua itu akhirnya tercapai. Semoga kalian
tidak memulai langkah yg keliru, mendengarkan orang2/mentor/guru menulis
yg keliru. Menulislah karena itu menyenangkan. Selalu menyenangkan.
Hal ini juga berlaku sama untuk banyak hal. Profesi apapun. Pekerjaan apapun--sesederhana apapun pekerjaan tersebut. Lakukanlah yang terbaik, lakukanlah karena kita suka, maka semua akan tiba pada waktunya."
- tere liye
do your best. kata-kata yang senantiasa terus di gaungkan terutama untuk beberapa bulan ke depan. karena ujian kali ini sepertinya cukup berat ( atau saya yang me'lebay'kannya ya??)
entahlah, tapi rasa malas itu rasanya berjuta kali lipat untuk mengerjakan tugas 'yang satu ini'.
mulai mencintai menulis paper,
I do love you
:)
Hal ini juga berlaku sama untuk banyak hal. Profesi apapun. Pekerjaan apapun--sesederhana apapun pekerjaan tersebut. Lakukanlah yang terbaik, lakukanlah karena kita suka, maka semua akan tiba pada waktunya."
- tere liye
do your best. kata-kata yang senantiasa terus di gaungkan terutama untuk beberapa bulan ke depan. karena ujian kali ini sepertinya cukup berat ( atau saya yang me'lebay'kannya ya??)
entahlah, tapi rasa malas itu rasanya berjuta kali lipat untuk mengerjakan tugas 'yang satu ini'.
mulai mencintai menulis paper,
I do love you
:)
12.05.2012
KOTO Restaurant
wah, restaurant ini cukup unik dan berkesan. dari namanya saja KOTO, Know One, Teach One,
restaurant ini merupakan salah satu restaurant di Hanoi yang berdiri karena keprihatinan sang owner terhadap banyaknya anak jalanan di Hanoi ketika itu. maka didirikanlah restaurant ini dengan prinsip mengajarkan anak-anak jalanan tesebut, how to cook, how to be a chef, sehingga sekarang restaurant tersebut menjadi salah satu restaurant yang cukup berhasil.
know one, teach one
ingat sabda rasulullah
” sampaikanlah walau satu ayat”
*lupa nontonnya di program apa :D
ketika org nonmuslim menjalankan apa yang disampaikan rasul, bagaimana dengan kita? introspkesi diri sendiri.
11.11.2012
Another one
Beberapa waktu belakangan jadi kurang rajin mengurus rumah yang satu ini. Mungkin karena saya punya rumah yang lain ( jiaaa...sok punya banyak rumah ...:D)
Btw sila kunjungi rumah saya yang satunya lagi
nurul faizah tumblr
^^
Btw sila kunjungi rumah saya yang satunya lagi
nurul faizah tumblr
^^
Sabar, Sabar dan Sabar !
Sabar, sabar, sabar… Beginilah jalan dakwah telah kita lalui.
Berkomunitas bersama orang-orang salih bukannya tanpa masalah, maka
Allah memerintahkan agar kita selalu bersabar bersama mereka :
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”.
Bisa jadi ada salah paham di antara para aktivis. Bisa jadi ada ketidaknyamanan perasaan di antara para pelaku dakwah. Bisa jadi ada data yang kurang valid, namun digunakan untuk pengambilan keputusan. Bisa jadi ada stigma yang menganga, dan tidak pernah ada pengadilan yang memberikan klarifikasi. Bisa jadi ada persepsi yang keliru. Bisa jadi ada ketidaktepatan dalam menerapkan teori.
Capek, lelah mendera jiwa dan raga. Namun ini adalah pilihan, yang tidak ada sedikitpun paksaan kita bersamanya. Bisa jadi ada ketidakpahaman, ada ketidakmengertian, dan kita tidak pernah menemukan jawaban. Bisa jadi Khalid bin Walid tidak pernah mengerti mengapa dirinya diganti dari posisi panglima perang yang demikian dihormati. Namun toh kehormatan dirinya tidak runtuh karena posisi itu tidak lagi dia miliki.
Kehormatan diri kita adanya pada konsistensi. Konsisten menapaki kebenaran. Konsisten menapaki jalan kebaikan. Komitmen pada peraturan. Teguh memegang keputusan. Mendengar dan taat, itulah karakter kader teladan. Bukankah ini ujian, karena yang kita dengar dan kita taati bisa jadi berbeda dengan suara hati nurani. “Qum Ya Hudzaifah !” Menggelegar suara perintah. Dan Hudzaifah segera bangkit berdiri.
Kehormatan diri bukan terletak pada posisi kita sebagai apa. Tidak menjadi apa-apa, tetap bisa dihormati. Kita terhormat karena karakter yang kuat, kita terhormat karena karya yang tiada pernah berhenti, kita terhormat karena kerja yang terus menerus, kita terhormat karena keteladanan, kita terhormat karena kesabaran dan kesetiaan.
Ya. sabar, sabar, dan teruslah sabar… Karena memang beginilah jalan dakwah telah kita lalui. Berkomunitas bersama orang-orang salih bukannya tanpa masalah, dan Allah telah memerintahkan agar kita selalu bersabar bersama mereka :
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”.
http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=2948#comment-7433
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”.
Bisa jadi ada salah paham di antara para aktivis. Bisa jadi ada ketidaknyamanan perasaan di antara para pelaku dakwah. Bisa jadi ada data yang kurang valid, namun digunakan untuk pengambilan keputusan. Bisa jadi ada stigma yang menganga, dan tidak pernah ada pengadilan yang memberikan klarifikasi. Bisa jadi ada persepsi yang keliru. Bisa jadi ada ketidaktepatan dalam menerapkan teori.
Capek, lelah mendera jiwa dan raga. Namun ini adalah pilihan, yang tidak ada sedikitpun paksaan kita bersamanya. Bisa jadi ada ketidakpahaman, ada ketidakmengertian, dan kita tidak pernah menemukan jawaban. Bisa jadi Khalid bin Walid tidak pernah mengerti mengapa dirinya diganti dari posisi panglima perang yang demikian dihormati. Namun toh kehormatan dirinya tidak runtuh karena posisi itu tidak lagi dia miliki.
Kehormatan diri kita adanya pada konsistensi. Konsisten menapaki kebenaran. Konsisten menapaki jalan kebaikan. Komitmen pada peraturan. Teguh memegang keputusan. Mendengar dan taat, itulah karakter kader teladan. Bukankah ini ujian, karena yang kita dengar dan kita taati bisa jadi berbeda dengan suara hati nurani. “Qum Ya Hudzaifah !” Menggelegar suara perintah. Dan Hudzaifah segera bangkit berdiri.
Kehormatan diri bukan terletak pada posisi kita sebagai apa. Tidak menjadi apa-apa, tetap bisa dihormati. Kita terhormat karena karakter yang kuat, kita terhormat karena karya yang tiada pernah berhenti, kita terhormat karena kerja yang terus menerus, kita terhormat karena keteladanan, kita terhormat karena kesabaran dan kesetiaan.
Ya. sabar, sabar, dan teruslah sabar… Karena memang beginilah jalan dakwah telah kita lalui. Berkomunitas bersama orang-orang salih bukannya tanpa masalah, dan Allah telah memerintahkan agar kita selalu bersabar bersama mereka :
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”.
http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=2948#comment-7433
10.21.2012
Adakah?
Salah
satu hal yang bisa membuat semangat saya kembali bangkit adalah ketika saya
mendengar cerita orang-orang terdahulu, tentang bagaimana mereka berdakwah,
kondisi mereka saat itu. Dan alhamdulillah allah masih memberikan kesempatanuntuk
menjadi saksi mendengarkan kisah2
mereka.
Sekitaran
tahun 2000-an di kampus ekonomi UNP, ada salah seorang akhwat yang benar2 “jelmaan”
kader sejati. Kader sejati? Ya, kader sejati yang menjadi panutan bagi lingkungan, kader
yang memberikan ruh pada sekitar namun tak membuatnya menjadi lilin, malah ia
semakin bersinar layaknya matahari, tak pernah lelah.
Ia
seorang akhwat yang di amanahi sebagai pengurus forum, pengurus MPM, dan satu
lagi ana lupa, yang intinya beliau mempunyai tiga amanah kala itu. Itu amanah
organisasi di luar. Di dalam, beliau adalah salah seorang pengurus wisma,
beliau adalah seorang murobbi yang memegang tiga kelompok, beliau adalah
seorang penghuni wisma, beliau adalah seorang mahasiswa dan juga seorang anak.
Aktifitas
beliau, di mulai dari pukul 1 dini hari, tahajud, tilawah, hafalan, belajar, semuanya dimulai pada pukul 1 dan beliau tidak
tidur hingga subuh datang dan segera “merapatkan” diri pada pukul 6. Pulangnya pukul
8 malam, setelah beraktifitas seharian, sampai di wisma tak segan meluangkan
waktu untuk mendengarkan keluhan akhwat yang mau bercerita. Tidur pukul 10
malam dan kembali bangun pukul 1. Prestasi?? Jangan di tanya, beliau mampu wisuda
4 tahun dengan prediket cumlaude. Kata sumber
cerita beliau adalah model dari muwasofat kader yang hari ini sangat sulit
untuk ditemukan, malah saya bertanya, adakah yang seperti ini saat ini?
Hari
ini kita sering berkilah tidak punya waktu yang cukup untuk dakwah, kuliah dan
organisasi. Tugas yang banyak, rapat yang hampir setiap hari, belum lagi agenda
wisma berikut tugas harian “ pribadi “ kita. Sehingga menyebabkan, (kadang)
ada salah satunya yang terkorbankan. Namun ternyata sejarah pernah membuktikan
bahwa pernah hidup anak manusia dengan seabrek kegiatannya namun masih bisa
memprioritaskan kuliah dan dakwah.
Nah,
kenapa beliau bisa sedangkan kita tidak? Menurut saya ada 2 faktor utama,
kedekatan dengan Allah dan faktor rajin. Kedekatan beliau dengan Allah dengan
amalan tahajud, hafalan, puasa dan ibadah sunat lainnya membuat beliau di jaga
oleh Allah dari hal-hal yang tidak bermanfaat, faktor kedua adalah beliau
rajin. Ketika beliau memang berkomitmen tamat 4 tahun, ternyata beliau memang
bisa, itu semua tidak lain karena rajin dan tekunnya beliau. Orang-orang malas
seperti kita ini manabisa seperti itu. Ya kelemahan kita adalah tidak seriusnya
kita beribadah pada Allah sehingga ibadah jadi asal-asalan, kualitas dan
kuntitas yang cetek, ditambah lagi faktor malas yang luar biasa menjadi teman
kita. Pantaslah jika keadaan dakwah kita seperti ini pada hari ini.
Kuncinya
ada pada kita. Berubah untuk menjadi lebih baik dengat niat hanya untuk Allah,
ya hanya semata-mata karena Allah. Karena jika kita hanya bekerja untuk Allah
maka Allah akan mudahkan segala urusan kita. Mari berubah dan bertransformasi
menjadi model muslimah yang sejati.
*Nasehat
untuk diri sendiri, kalau tidak di catat maka ia akan lupa.
9.23.2012
Saya Anak Rohis dan Bukan Teroris
Anak
rohis itu hobinya duha
ngadain acara,
ngadain acara,
serta jalan-jalan kemana-mana
Anak
rohis itu selalu optimis
Walaupun
kadang kantongnya tipis
Tetap
rajin puasa senin kamis
Anak
rohis kumpulnya di mesjid
ga
pernah dengar lagu ajib-ajib
senangnya
malah kumpul wirid
anak
rohis di ajarkan untuk patuh pada orang tua
santun
pada semua
dan
ga pernah bertindak semau gua
itulah
anak rohis..
Saya
Anak Rohis dan Saya Bukan Teroris
Langganan:
Postingan (Atom)