12.15.2012

Dijalani dengan tulus

"Semakin ngebet kalian, semakin pengen, semakin maksa, semakin ngaku suka, dsbgnya, maka dia semakin menjauh tidak terjangkau. Tapi saat dijalani dengan tulus, tidak berharap banyak, malah lancar sekali urusannya."
-tere liye

Saya suka sekali kutipan yang satu ini, terlebih pada kata-kata "saat dijalani dengan tulus, tidak berharap banyak, malah lancar sekali urusannya".
Menjalani dengan tulus, saya kepikiran ikhlas. Ketika mengerjakan sesuatu dengan ikhlas maka tidak akan terasa sebagai beban, bukan?
Tidak berharap banyak bukan berarti tidak ada harapan. tetap berharap namun kita serahkan kepada Allah akan yang terbaik buat kita. Akan terasa lebih indah dan tidak membuat kecewa. Dan saya yakin, insyaallah urusan tersebut akan dilancarkan oleh Allah.

Btw, ini berlaku untuk semua urusan.^_^

12.12.2012

Do your best

"Saya percaya, kalau belajar menulis hanya demi menerbitkan buku, laku, kaya, populer, difilmkan, apalagi sibuk menghitung view, like, komen, maka cepat atau lambat akan berakhir pada kekecewaan--bahkan meski semua itu akhirnya tercapai. Semoga kalian tidak memulai langkah yg keliru, mendengarkan orang2/mentor/guru menulis yg keliru. Menulislah karena itu menyenangkan. Selalu menyenangkan.

Hal ini juga berlaku sama untuk banyak hal. Profesi apapun. Pekerjaan apapun--sesederhana apapun pekerjaan tersebut. Lakukanlah yang terbaik, lakukanlah karena kita suka, maka semua akan tiba pada waktunya."
- tere liye 





do your best. kata-kata yang senantiasa terus di gaungkan terutama untuk beberapa bulan ke depan. karena ujian kali ini sepertinya cukup berat ( atau saya yang me'lebay'kannya ya??)
entahlah, tapi rasa malas itu rasanya berjuta kali lipat untuk mengerjakan tugas 'yang satu ini'.




mulai mencintai menulis paper,
I do love you
:)

12.05.2012

KOTO Restaurant


wah, restaurant ini cukup unik dan berkesan. dari namanya saja KOTO, Know One, Teach One,
restaurant ini merupakan salah satu restaurant di Hanoi yang berdiri karena keprihatinan sang owner terhadap banyaknya anak jalanan di Hanoi ketika itu. maka didirikanlah restaurant ini dengan prinsip mengajarkan anak-anak jalanan tesebut, how to cook, how to be a chef, sehingga sekarang restaurant tersebut menjadi salah satu restaurant yang cukup berhasil.

know one, teach one
ingat sabda rasulullah
” sampaikanlah walau satu ayat”

*lupa nontonnya di program apa :D
ketika org nonmuslim menjalankan apa yang disampaikan rasul, bagaimana dengan kita? introspkesi diri sendiri.

11.11.2012

Another one

Beberapa waktu belakangan jadi kurang rajin mengurus rumah yang satu ini. Mungkin karena saya punya rumah yang lain ( jiaaa...sok punya banyak rumah ...:D)

Btw sila kunjungi rumah saya yang satunya lagi
nurul faizah tumblr
^^

Sabar, Sabar dan Sabar !

Sabar, sabar, sabar… Beginilah jalan dakwah telah kita lalui. Berkomunitas bersama orang-orang salih bukannya tanpa masalah, maka Allah memerintahkan agar kita selalu bersabar bersama mereka :
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”.
Bisa jadi ada salah paham di antara para aktivis. Bisa jadi ada ketidaknyamanan perasaan di antara para pelaku dakwah. Bisa jadi ada data yang kurang valid, namun digunakan untuk pengambilan keputusan. Bisa jadi ada stigma yang menganga, dan tidak pernah ada pengadilan yang memberikan klarifikasi. Bisa jadi ada persepsi yang keliru. Bisa jadi ada ketidaktepatan dalam menerapkan teori.
Capek, lelah mendera jiwa dan raga. Namun ini adalah pilihan, yang tidak ada sedikitpun paksaan kita bersamanya. Bisa jadi ada ketidakpahaman, ada ketidakmengertian, dan kita tidak pernah menemukan jawaban. Bisa jadi Khalid bin Walid tidak pernah mengerti mengapa dirinya diganti dari posisi panglima perang yang demikian dihormati. Namun toh kehormatan dirinya tidak runtuh karena posisi itu tidak lagi dia miliki.
Kehormatan diri kita adanya pada konsistensi. Konsisten menapaki kebenaran. Konsisten menapaki jalan kebaikan. Komitmen pada peraturan. Teguh memegang keputusan. Mendengar dan taat, itulah karakter kader teladan. Bukankah ini ujian, karena yang kita dengar dan kita taati bisa jadi berbeda dengan suara hati nurani. “Qum Ya Hudzaifah !” Menggelegar suara perintah. Dan Hudzaifah segera bangkit berdiri.
Kehormatan diri bukan terletak pada posisi kita sebagai apa. Tidak menjadi apa-apa, tetap bisa dihormati. Kita terhormat karena karakter yang kuat, kita terhormat karena karya yang tiada pernah berhenti, kita terhormat karena kerja yang terus menerus, kita terhormat karena keteladanan, kita terhormat karena kesabaran dan kesetiaan.
Ya. sabar, sabar, dan teruslah sabar… Karena memang beginilah jalan dakwah telah kita lalui. Berkomunitas bersama orang-orang salih bukannya tanpa masalah, dan Allah telah memerintahkan agar kita selalu bersabar bersama mereka :
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”.
http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=2948#comment-7433

10.21.2012

Adakah?


Salah satu hal yang bisa membuat semangat saya kembali bangkit adalah ketika saya mendengar cerita orang-orang terdahulu, tentang bagaimana mereka berdakwah, kondisi mereka saat itu. Dan alhamdulillah allah masih memberikan kesempatanuntuk menjadi saksi  mendengarkan kisah2 mereka. 

Sekitaran tahun 2000-an di kampus ekonomi UNP, ada salah seorang akhwat yang benar2 “jelmaan” kader sejati. Kader sejati? Ya, kader sejati  yang menjadi panutan bagi lingkungan, kader yang memberikan ruh pada sekitar namun tak membuatnya menjadi lilin, malah ia semakin bersinar layaknya matahari, tak pernah lelah.

Ia seorang akhwat yang di amanahi sebagai pengurus forum, pengurus MPM, dan satu lagi ana lupa, yang intinya beliau mempunyai tiga amanah kala itu. Itu amanah organisasi di luar. Di dalam, beliau adalah salah seorang pengurus wisma, beliau adalah seorang murobbi yang memegang tiga kelompok, beliau adalah seorang penghuni wisma, beliau adalah seorang mahasiswa dan juga seorang anak. 

Aktifitas beliau, di mulai dari pukul 1 dini hari, tahajud, tilawah, hafalan, belajar,  semuanya dimulai pada pukul 1 dan beliau tidak tidur hingga subuh datang dan segera “merapatkan” diri pada pukul 6. Pulangnya pukul 8 malam, setelah beraktifitas seharian, sampai di wisma tak segan meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan akhwat yang mau bercerita. Tidur pukul 10 malam dan kembali bangun pukul 1. Prestasi?? Jangan di tanya, beliau mampu wisuda 4 tahun dengan prediket cumlaude.  Kata sumber cerita beliau adalah model dari muwasofat kader yang hari ini sangat sulit untuk ditemukan, malah saya bertanya, adakah yang seperti ini saat ini?

Hari ini kita sering berkilah tidak punya waktu yang cukup untuk dakwah, kuliah dan organisasi. Tugas yang banyak, rapat yang hampir setiap hari, belum lagi agenda wisma berikut tugas harian “ pribadi “ kita. Sehingga menyebabkan, (kadang) ada salah satunya yang terkorbankan. Namun ternyata sejarah pernah membuktikan bahwa pernah hidup anak manusia dengan seabrek kegiatannya namun masih bisa memprioritaskan kuliah dan dakwah. 

Nah, kenapa beliau bisa sedangkan kita tidak? Menurut saya ada 2 faktor utama, kedekatan dengan Allah dan faktor rajin. Kedekatan beliau dengan Allah dengan amalan tahajud, hafalan, puasa dan ibadah sunat lainnya membuat beliau di jaga oleh Allah dari hal-hal yang tidak bermanfaat, faktor kedua adalah beliau rajin. Ketika beliau memang berkomitmen tamat 4 tahun, ternyata beliau memang bisa, itu semua tidak lain karena rajin dan tekunnya beliau. Orang-orang malas seperti kita ini manabisa seperti itu. Ya kelemahan kita adalah tidak seriusnya kita beribadah pada Allah sehingga ibadah jadi asal-asalan, kualitas dan kuntitas yang cetek, ditambah lagi faktor malas yang luar biasa menjadi teman kita. Pantaslah jika keadaan dakwah kita seperti ini pada hari ini. 

Kuncinya ada pada kita. Berubah untuk menjadi lebih baik dengat niat hanya untuk Allah, ya hanya semata-mata karena Allah. Karena jika kita hanya bekerja untuk Allah maka Allah akan mudahkan segala urusan kita. Mari berubah dan bertransformasi menjadi model muslimah yang sejati.

*Nasehat untuk diri sendiri, kalau tidak di catat maka ia akan lupa.

9.23.2012

Saya Anak Rohis dan Bukan Teroris


Anak rohis itu hobinya duha
ngadain acara,
 serta jalan-jalan  kemana-mana
Anak rohis itu selalu optimis
Walaupun kadang kantongnya tipis
Tetap rajin puasa senin kamis
Anak rohis kumpulnya di mesjid
ga pernah dengar lagu ajib-ajib
senangnya malah kumpul wirid
anak rohis di ajarkan untuk patuh pada orang tua
santun pada semua
dan ga pernah bertindak semau gua
itulah anak rohis..
Saya Anak Rohis dan Saya Bukan Teroris