6.10.2010

Ini kali ketiganya aku mengikuti munasarah palestina ketika aku telah berada di padang. Rute kali ini tidak berbeda sama sekali dengan rute wakru pertama kali aku ikut, dari DPW trus jalan ke pasar dan berakhir di depan walikota. Awalnya, aku sempat ragu untuk pergi karena pagi harinya awan sedikit mendung dan gerimis pun telah turun. Namun tak di sangka-sangka awan pun berganti cerah dan menambah semangat akhwat untuk pergi munasarah. Selama perjalanan pun cuaca terlihat sangat mendukung, padahal tadi pagi langit sudah seperti mau runtuh. Setelah sampai di pasar, langit pun kembali berubah, little bit mendung lagi. Sehingga, bapak-bapak yang jadi orator pun kembali menguji kami, peserta munasarah. Apakah kami akan meninggalkan tempat jika nantinya hujan turun? Serentak peserta pun menjawab tidak. Acara pun di lanjutkan dengan penyampaian orasi oleh tokoh tokoh nasional seperti bapak Irwan Prayitno, Trianda Farhan, Ust Irsyad dll. Acara pun di akhiri do’a bersama. Tau ga? Ketika berdo’a ku teringat salah satu cerpen yang pernah kubaca tapi ku lupa di mana. Ceritanya lebih kurang begini. Salah seorang anak Palestina menganggap umat islam tidak lagi peduli pada nasib mereka, padahal mereka telah berjuang susah payah di Palestina. Ia pun menggugat umat islam yang tidak melakukan apa-apa. Hingga, suatu saat ia menonton video munasarah palestina yang di adakan di Indonesia. Pada waktu itu ia merasakan kalo ternyata umat islam masih ingat akan Palestina. Dan yang paling mengharukan adalah ketika anak kecil tersebut melihat cahaya- cahaya yang terbang menuju langit. Gumpalan-gumpalan cahaya tersebut hanya dapat di lihat oleh anak tersebut, karena ketika ia tanyakan pada ayahnya cahaya apa itu? Ayahnya tidak bisa melihat cahaya yang di maksudkan anaknya. Anak tersebut menjadi sangat takjub melihat betapa banyaknya cahaya-cahaya yang terbang menuju langit. Dan yang terfikirkan oleh ku kemaren, apakah do’a yang kita ucapkan kan kemaren akan menjadi cahaya –cahaya yang akan terbang ke atas langit? Apakah cahaya-cahaya tersebut ada?bisa kah ku melihatnya? Tapi ku takut menengadah. Takut Karena dosa kita terlalu banyak sehingga do’a yang kita panjatkan tidak menjadi cahaya-cahaya yang akan sampai ke langit. Tapi ku yakin bagi yang ikhlas, cahaya-cahaya tersebut ada dan telah terbang ke langit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar