1.06.2012

Ketika Mencintai Sastra

Musim liburan ini wisma sepi. Semuanya pada pulkam en saya pun jadi bingung mau ngapain di Padang. Akhirnya sedari tadi pagi sibuk ber-internet ria, ke sana ke mari mengunjungi rumah maya orang-orang yang saya kenal. Perjalanan pagi ini mengingatkan lagi kenapa saya dulu bikin blog?hmm...pertanyaan awalnya kenapa saya ingin menulis. Awalnya adalah ketertarikan saya dengan sesuatu yang berbau sastra atau fiksi ( berbedakah??rasanya tidak) seperti cerpen, novel, kadang puisi-sebenarnya saya tidak terlalu menyukai puisi, hanya puisi yang di tulis orang tertentu saja.Semenjak SD saya sudah tertarik dengan cerpen-cerpen yang ada di majalah Bobo, MTsN baru berkenalan dengan Annida dan ketika SMA saya baru punya keinginan untuk bisa menulis cerpen. Di tambah lagi di kelas rata-rata orang sastra semua, anak-anak S3I-sanggar sastra sekolah indonesia kalau tidak salah. Yang hampir menerbitkan satu cerpen di setiap minggunya dan itu jelas membuat saya iri. Apa yang menarik dari cerpen, novel dan sejenisnya? Saya sendiri juga belum mengetahui secara pasti kenapa saya suka. Tapi ketika saya membacanya dan menikmati setiap kata-katanya saya merasakan kepuasan tersendiri. Menikmati alur cerita yang di buat,mencoba untuk meng-imajinasikannya,seakan-akan saya menjadi bagian dalam cerita tersebut. Tak jarang setelah membaca nya ada sesuatu yang membuat saya tergerak untuk melakukan sesuatu. Itu kehebatan sastra bagi saya. Misalnya saja setelah saya baca novel ayat-ayat cinta tergerakkan untuk membuat rencana hidup. Novelnya Andrea Hirata memotivasi saya untuk memberikan yang terbaik buat ayah saya-baca Sang Pemimpi. Dan juga ada sebuah cerpen yang membuat saya cukup menyadari hakekat tarbiyah, judulnya Tarbiyah KTP, sebuah cerpen yang di muat di Annida sayangnya saya lupa edisi berapa. Menjadi tersentak ketika membacanya,sebuah tarbiyah yang timpang. Sastra berbicara dengan kata-kata yang mengena pada perasaan yang membacanya, mungkin karena itu saya menyukainya. Dan kemudian saya harus berjuang keras ketika di tugaskan membaca buku-buku tebal yang menjadi bacaan wajib kader.Buku seperti Siroh Nabawiyah, Siroh Sahabiyah, Ikhwanul Muslimin membuat saya menikmatinya karena jenisnya biografi. Tapi kalau buku non fiksi lainnya benar-benar harus memaksakan diri untuk bisa menamatkannya. Nah ketika menulis, saya pun tidak bisa lepas dari menulis sesuatu yang fiksi. Saya tidak bisa menulis serius seperti kebanyakan orang. Saya lebih suka menulis dengan gaya bercerita. Dan suatu hari saya ingin menjadi bagian orang-orang yang menginspirasi orang lain dengan menulis. Menulis sesuatu yang bisa menggerakkan. Niat awal bikin blog ini memang untuk tempat bercerita bagi saya. Bercerita perjalanan hidup dengan harapan yang membacanya bisa mengambil hikmah.Ga ada kepikiran untuk menuliskan sesuatu yang 'cukup serius'di sini..:)( karena emg ga bisa). Dan mungkin ke depan blog ini bakal di isi dengan cerita-cerita yang saya temui di luar sana.. :) *semoga intinya tersampaikan hehe...

8 komentar:

  1. Aamiin...
    Semoga bisa menjadi agen perubahan melalui sastra... :)

    BalasHapus
  2. sepertinya kita punya hobi yang sama....
    mengenai sastra

    saya paling suka puisinya Sapardi Djoko Damono, juga novelnya Tere Liye :D

    BalasHapus
  3. rina : yups..:)
    mbak puji :wah,trnyt mbak puji suka sastra jg y ..hehe..
    klw saya suka puisiny chairil anwar mbak, klo novel sy jg suka tere liye, ..:)

    BalasHapus
  4. walaupun di unp seni dan sastra satu fakultas, saya masih tetap sok nyeni :D
    #ngasal

    kunjungan balik

    BalasHapus
  5. bg Dedet : syukron dah berkunjung bg ..:)

    BalasHapus
  6. Salam sastra
    Dan terus berkarya!

    Salam kenal

    BalasHapus