3.14.2012

Perjuangannya


Hp sudah menunjukkan 9.45 p.m. terpaksa saya harus menambah laju motor. Bukan maksud hati masih berada di luar saat jam malam sudah habis. Namun karena sesuatu hal makanya saya masih berada di luar membelah jalanan khatib. Di perempatan nampak sudah lampu masih menyala merah. Segera mencoba mencari posisi untuk berhenti. Ada suatu hal yang cukup membuat saya merasa miris. Di jalanan, pada jam yang cukup larut untuk seusianya, dia masih berkeliaran di perempatan jalan. ‘ minta piti ni’ ujarnya. Sayangnya,  yang saya ingat  tak ada lagi uang kecil di saku jaket.‘pulanglah lai, lah malam’ ujar saya padanya. Itu di satu simpang. Di simpang lain, ada seorang anak menguap sambil memegang dua buah sapu lidi, ya Allah malam2 begini dia masih bekerja menjual sapu. Padahal seharusnya dia sudah tidur bergelimung selimut. Sebegitu keraskah hidup hingga ia harus berjuang hingga larut malam?.

3 komentar:

  1. kasian memang perjuangan mereka. Anak pertama, yang dinamakan pengemis itu akan tetap melanjutkan profesinya sebagai pengemis jika kita tetap memberinya sisa2 uang kecil di saku kita. tapi, anak yang kedua, hmm... dia membawa sapulidinya dari Lubuk Buaya dan menjualnya dengan harga 5rb rupiah (atw 15rb???ah...lupa), smoga suatu saat dia jadi enterpreneur yang kaya hati dan kaya harta. ^_^
    jadi ingat lagu Iwan Fales, eh, Iwan Fals...
    Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
    Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
    Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
    Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal

    BalasHapus
    Balasan
    1. oia lupa, desain baru nih yeee.....
      ;)

      Hapus
    2. aamiin..
      like this for the song kak..:D

      *g jg kak, desain lama kok...;)
      ( dah lama di sediakan blogspot team kak, ii aja yg br make..hehe..)

      Hapus